Jakarta – Harga saham perusahaan sektor batu bara mengalami penguatan seiring dengan kenaikan harga jual batu bara dalam dua pekan terakhir. Analis dari Trimegah Sekuritas, Willinoy Sitorus dan Alpinus Dewangga, memproyeksikan bahwa harga batu bara akan tetap stabil dalam kisaran US$ 145 per ton dalam satu bulan mendatang, dengan kemungkinan penurunan harga yang minim. Bahkan, menjelang kuartal IV-2024, harga batu bara diperkirakan akan cenderung meningkat.
Beberapa faktor diprediksi akan mempengaruhi keterbatasan risiko penurunan harga batu bara. Pertama, tarif pengangkutan yang lebih tinggi akan memberikan dukungan bagi harga batu bara. Selain itu, impor batu bara yang stabil dari Tiongkok juga akan menjadi pendorong harga yang tinggi. Potensi ketidakseimbangan ketersediaan gas selama musim dingin diharapkan akan berdampak positif pada harga batu bara.
Selain itu, transisi menuju energi bersih yang sedang berlangsung juga memainkan peran penting dalam mempertahankan harga batu bara yang tinggi. Permintaan atas energi bersih akan tetap tinggi dan membantu menjaga stabilitas harga batu bara di pasar.
Dalam konteks ini, beberapa perusahaan sektor batu bara di Indonesia menarik perhatian investor. PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG), PT Adaro Energy Tbk (ADRO), PT Adaro Minerals Indonesia Tbk (ADMR), dan PT United Tractors Tbk (UNTR) menjadi pilihan teratas untuk dilirik dengan rekomendasi beli. Sementara itu, PT Bukit Asam Tbk (PTBA) dan PT Indika Energy Tbk (INDY) dipertahankan dengan rekomendasi netral.
Kenaikan harga batu bara ini membawa angin segar bagi industri pertambangan dan juga dapat berdampak positif pada perekonomian nasional. Investor diharapkan dapat mempertimbangkan opsi investasi dengan bijak dan tetap memperhatikan perkembangan pasar untuk mendapatkan keuntungan yang optimal.