Jakarta – Robot asal China dengan harga terjangkau mulai mendominasi pasar restoran di Korea Selatan, menimbulkan kekhawatiran bagi produsen lokal. Meskipun Korea Selatan telah memanfaatkan robot di sektor restoran untuk mengatasi kekurangan tenaga kerja akibat krisis demografi, robot murah dari China tampaknya mulai mengancam industri domestik.
Salah satu contoh adalah KT Korp, sebuah perusahaan di Korea Selatan yang memproduksi Aglio Kim, sebuah robot AI berbentuk troli yang dirancang untuk melayani pelanggan di restoran. Namun, robot dari China yang dibanderol dengan harga antara 10 juta hingga 30 juta won (sekitar Rp 115 juta hingga Rp 345 juta) menawarkan alternatif yang lebih murah, sekitar seperlima dari harga robot buatan Korea Selatan.
Menurut laporan dari Financial Times, eksekutif di industri ini berjuang keras untuk tetap kompetitif di hadapan produk murah dari China. “Ini bukanlah tugas yang mudah,” kata seorang eksekutif, seperti dikutip dari Business Insider.
Beberapa perusahaan Korea Selatan telah mencari solusi kreatif untuk tetap bersaing. Seperti dilaporkan oleh Aju Korea Daily, beberapa startup di Korea Selatan mulai menawarkan opsi penyewaan robot restoran dengan tarif sekitar 300 ribu won per bulan.
Namun, beberapa pelaku industri merasa bahwa langkah ini saja tidak cukup. Mereka membutuhkan dukungan berupa subsidi dari pemerintah untuk dapat bersaing secara efektif dengan produk impor dari China.
Dengan makin banyaknya robot asal China yang memasuki pasar Korea Selatan, pertanyaan besar yang muncul adalah apakah industri robot lokal akan mampu bertahan atau akan tergerus oleh kompetisi harga dari negara tetangga.