Jakarta – Duo perusahaan yang bakal memperkenalkan penawaran saham perdana (IPO) diperkirakan akan terdaftar dalam catatan Bursa Efek Indonesia (BEI) hari Senin (7/8/2023).
Perusahaan-perusahaan yang akan mengambil langkah ini ialah PT Multi Garam Utama Tbk. (FOLK) serta PT Minahasa Membangun Hebat Tbk. (HBAT).
HBAT mempersiapkan penjualan 240,74 juta saham, yang meliputi 23,13% dari modal yang telah diletakkan dan disetor penuh. Melalui IPO, saham-saham tersebut dipasarkan dengan nilai Rp108 per lembar, sehingga potensi pengumpulan dana mencapai Rp26,00 miliar.
Hampir setengah, atau 46%, dari dana ini akan dialokasikan bagi akuisisi landbank di beberapa wilayah, misalnya Kabupaten Minahasa hingga Kota Manado. Kemudian, kira-kira 45,36% dana akan dialihkan untuk pembangunan infrastruktur umum serta fasilitas perumahan, termasuk kantor pemasaran, club house, dan kolam renang di Perumahan Sawangan Permai. Sisanya diperuntukkan bagi modal kerja HBAT, terutama untuk pembayaran kepada kontraktor dan pemasok.
Sementara itu, dalam aksi IPO, FOLK Group berencana mengeluarkan 570 juta lembar saham baru, yang setara dengan 14,44% dari modal yang telah ditempatkan dan disetor, dengan nilai penawaran sebesar Rp100 per lembar. Akibatnya, potensi pengumpulan dana segar dalam peristiwa IPO ini mencapai angka Rp57 miliar.
Sebagai penjamin dalam pelaksanaan emisi efek IPO FOLK, ditunjuklah PT KGI Sekuritas Indonesia dan PT Samuel Sekuritas Indonesia.
Rencana penggunaan dana yang terkumpul meliputi 22,76% untuk penyetoran modal kerja ke PT Finfolk Media Nusantara, 19% untuk pembayaran jasa kontraktor, 17,5% untuk akuisisi saham PT Untung Selalu Sukses (USS), serta 12,38% untuk peminjaman kepada PT Drsoap Global Indonesia (DGI). Selanjutnya, kira-kira 11,9% akan dipinjamkan ke PT Amazara Indonesia Mudakarya (AIM), 6,54% akan dipinjamkan kepada PT Syca Kreasi Indonesia (SKI), 5,10% untuk akuisisi perangkat lunak, dan 4,82% sebagai modal kerja FOLK.