JAKARTA – Dalam dekade 2020-2030, proyeksi pertumbuhan ekonomi digital di Indonesia diperkirakan mencapai angka Rp 4.300-4.500 Triliun. Sebagai salah satu pemain utama di industri ini, Telkom Indonesia memiliki strategi khusus untuk mendukung pencapaian target tersebut.
Bogi Witjaksono, Direktur Wholesale & International Service Telkom Indonesia, menekankan bahwa pertumbuhan ekonomi digital harus berjalan beriringan dengan transformasi digital. Salah satu cara untuk mencapai target tersebut adalah dengan memperkuat infrastruktur digital di dalam negeri. Dalam hal ini, Telkom berkolaborasi dengan anak perusahaannya, Telin. Namun, Bogi menegaskan bahwa upaya ini memerlukan kerja sama dari berbagai pihak.
Dalam wawancaranya dengan Profit CNBC Indonesia pada Senin (28/8/2023), Bogi mengungkapkan, “Kita memperkirakan angka Rp 4.500 Triliun ini memerlukan infrastruktur yang kuat dan tidak bisa dikerjakan oleh satu entitas saja.”
Selain itu, Telkom juga memperkuat integrasi antara fixed dan mobile broadband melalui Telkomsel dengan program Fixed Mobile Convergence (FMC). Langkah ini melibatkan pemindahan Indihome dari Telkom dan integrasi dalam satu paket bundling bersama Telkomsel.
Tak hanya itu, Telkom juga fokus pada pengembangan data center. Saat ini, perusahaan telah memiliki lebih dari 20 data center dan berencana menambah hingga 30 data center hingga akhir tahun. Bogi menambahkan bahwa pengembangan data center tidak semata-mata untuk bisnis, tetapi juga untuk efisiensi biaya dalam mengakses konten OTT (over-the-top) dari luar negeri.
“Kami membangun data center dengan cepat tidak hanya untuk bisnis. Banyak konten OTT berbasis di luar negeri, dan biaya untuk mengaksesnya cukup besar. Kami ingin memastikan bahwa pemain digital percaya bahwa Indonesia memiliki kapabilitas yang dibutuhkan dan tidak perlu mencari di luar negeri,” pungkas Bogi.