JAKARTA – PT Bukalapak Tbk., salah satu pemain besar dalam industri ecommerce di Indonesia, telah melakukan gelombang pemutusan hubungan kerja (PHK) dalam rangka “optimalisasi operasional,” sebagaimana dilaporkan oleh Tech in Asia.
Insiden PHK ini telah mulai berlangsung sejak akhir Juli, dan mempengaruhi karyawan di berbagai divisi, termasuk unit layanan pelanggan, Mitra Bukalapak, dan bagian rekayasa atau engineering.
Meskipun perusahaan telah mengonfirmasi bahwa pemecatan massal ini memang terjadi, Bukalapak enggan memberikan informasi spesifik mengenai jumlah karyawan yang terkena dampak dari keputusan ini.
Dalam sebuah pernyataan yang kami kutip dari laman CNBC Indonesia, Surya Sasono, Senior Vice President of Talent Bukalapak, menyatakan bahwa perusahaan terus melakukan evaluasi terhadap operasional dan kinerja bisnisnya.
“Tujuan kami adalah untuk memenuhi kebutuhan pengguna kami dengan cara yang lebih efisien dan mengoptimalkan aspek operasional kami,” ungkap Sasono dalam pernyataan tersebut, tanggal 9 Agustus 2023.
Lebih lanjut, Sasono menjelaskan bahwa Bukalapak berencana melakukan perubahan signifikan dalam produk, teknologi, proses, dan penggunaan sumber daya manusia. Ia menyadari bahwa perubahan ini akan membawa tantangan tersendiri, namun menekankan bahwa langkah ini penting untuk memastikan keberlanjutan bisnis perusahaan dalam jangka panjang.
Pemutusan hubungan kerja ini menimbulkan pertanyaan mengenai strategi dan stabilitas Bukalapak dalam pasar ecommerce yang semakin kompetitif. Bagi perusahaan yang telah menjadi bagian integral dari lanskap ritel online Indonesia, keputusan ini menyoroti dinamika yang selalu berubah dalam industri yang cepat bergerak ini.