Jakarta – Kurs rupiah menghadapi tekanan selama pekan ini dengan pelemahan terhadap dolar AS yang mencatatkan angka sekitar 0,52% selama seminggu dan 0,70% secara harian. Pada Jumat (28/7), kurs rupiah di pasar spot ditutup di level Rp 15.105 per dolar AS. Sentimen dari AS terkait pertumbuhan ekonomi yang positif menjadi salah satu faktor utama yang mempengaruhi penurunan nilai tukar rupiah.
Data PDB AS Kuartal II Meningkat
Kondisi ekonomi AS yang menunjukkan tanda-tanda pemulihan yang lebih cepat dari ekspektasi, terutama dengan melihat pertumbuhan data Produk Domestik Bruto (PDB) kuartal II yang melampaui ekspektasi, menjadi salah satu pemicu pelemahan rupiah. Data PDB yang lebih tinggi dari perkiraan mencerminkan adanya perbaikan signifikan dalam kinerja ekonomi AS.
Penurunan Klaim Pengangguran AS
Penurunan klaim pengangguran di AS juga menjadi faktor yang menguatkan posisi dolar AS dan memberikan tekanan pada rupiah. Angka klaim pengangguran yang menurun menandakan pertumbuhan ekonomi yang moderat di negara tersebut, yang memicu permintaan dan kepercayaan pada mata uang dolar AS sebagai safe-haven.
Penguatan Dolar AS dan Pelemahan Euro
Dalam lingkungan yang sama, penguatan dolar AS juga didukung oleh pelemahan euro akibat komentar dovish dari Presiden Bank Sentral Eropa (ECB). Sentimen ini mempengaruhi pergerakan mata uang dunia secara keseluruhan dan juga berkontribusi pada pelemahan rupiah terhadap dolar AS.
Prospek Kurs Rupiah di Pekan Depan
Para analis memperkirakan bahwa rupiah akan terus menghadapi tekanan di pekan depan, dengan kisaran prediksi kurs antara Rp 15.000 hingga Rp 15.200 per dolar AS. Faktor penentu pergerakan pasar selanjutnya akan ditentukan oleh laporan inflasi dan data PDB Indonesia, serta laporan pekerjaan AS yang dijadwalkan rilis dalam pekan depan.
Kondisi ekonomi global yang dinamis dan sensitif akan terus menjadi pertimbangan dalam pergerakan kurs rupiah. Meskipun demikian, berbagai upaya dan kebijakan pemerintah dan bank sentral untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah tetap menjadi sorotan, guna menjaga daya saing dan keseimbangan ekonomi dalam menghadapi tantangan global.