JAKARTA – Pada pembukaan perdagangan hari Rabu (23/8/2023), saham PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. (GIAA) menunjukkan peningkatan signifikan. Penguatan ini muncul setelah beredar kabar tentang potensi penggabungan antara Garuda Indonesia dengan Citilink dan Pelita Air.
Data dari RTI Business menunjukkan bahwa saham GIAA naik sebesar 8,22% mencapai harga Rp79 per saham pada pukul 09.35 WIB. Ini menandai tren positif berkelanjutan, mengingat saham maskapai ini sebelumnya juga mengalami kenaikan sebesar 8,96%.
Namun demikian, saham GIAA telah mengalami penurunan sebesar 60,78% sepanjang tahun ini. Selain itu, Bursa Efek Indonesia masih memberikan beberapa notasi khusus untuk saham GIAA, termasuk notasi E yang menunjukkan ekuitas negatif dan notasi X yang menandakan pemantauan khusus.
Menteri BUMN, Erick Thohir, sebelumnya mengungkapkan rencananya untuk menggabungkan tiga maskapai, yaitu Garuda Indonesia, Citilink, dan Pelita Air. Tujuan dari merger ini adalah untuk meningkatkan efisiensi dan menurunkan biaya logistik di Indonesia. Erick menekankan bahwa Indonesia masih membutuhkan tambahan sekitar 200 pesawat untuk memenuhi kebutuhan logistik yang optimal.
Dalam sebuah acara di Tokyo, Jepang, Erick membandingkan jumlah pesawat di Amerika Serikat dengan Indonesia. Menurutnya, dengan penduduk sekitar 280 juta jiwa dan PDB US$4.700, Indonesia idealnya memerlukan 729 pesawat. Namun, saat ini, hanya ada 550 pesawat yang beroperasi di Indonesia.
Erick juga memberikan contoh sukses dari merger PT Pelabuhan Indonesia yang berhasil menurunkan biaya logistik dari 23% menjadi 11%. Ia berharap penggabungan antara Garuda Indonesia, Citilink, dan Pelita Air dapat memberikan dampak positif serupa.