Dropshipaja News – Industri teknologi di China tengah menghadapi tantangan berat akibat tekanan pembatasan ekspor dari Amerika Serikat yang berlangsung sejak tahun lalu.
Langkah tegas pemerintahan Joe Biden bertujuan untuk menghentikan ambisi Beijing dalam memimpin industri teknologi, khususnya kecerdasan buatan dan superkomputer.
Dampaknya tidak main-main, impor semikonduktor ke China mengalami penurunan signifikan.
Perusahaan-perusahaan China melaporkan kesulitan mendapatkan komponen dan mesin utama yang menjadi sandaran teknologi mereka. Aturan pembatasan AS juga berpotensi merenggut potensi penggunaan chipset yang telah dimodifikasi ulang oleh para inovator teknologi di China.
Kebijakan keras Washington ini secara tegas menutup pintu akses Beijing ke semikonduktor paling canggih dan peralatan produksinya. Namun, para pelaku industri percaya masih ada celah dan solusi kreatif yang dapat membantu mempertahankan pasokan komponen krusial.
Pembatasan ini juga mengungkapkan hambatan nyata yang dihadapi China dalam mengembangkan alternatif domestik untuk teknologi semikonduktor asing yang kini menjadi rebutan dunia.
Ahli dari Center for Strategic and International Studies, Emily Benson, menegaskan bahwa kontrol ketat dari AS membuat China terjerat dalam sulitnya mendapatkan barang-barang vital untuk teknologi mereka, dan biaya produksi pun menjadi meningkat.
Data terbaru dari bea cukai China menyoroti penurunan dramatis impor chip kelas atas hingga 22% selama enam bulan pertama tahun 2023 dibandingkan tahun sebelumnya. Bahkan, impor peralatan manufaktur chip juga merosot hingga 23%, menyusul tren penurunan sebelumnya.
Perusahaan manufaktur chip utama seperti Taiwan dan Korea Selatan memberikan andil besar pada penurunan impor semikonduktor. Taiwan, sebagai kandang bagi Taiwan Semiconductor Manufacturing Co. (TSMC), yang notabene adalah pembuat chip terbesar di dunia, menyumbang hampir 40% dari penurunan impor chip China.
Meskipun ada beberapa faktor lain yang mempengaruhi penurunan impor, seperti perlambatan ekonomi China dan upaya investasi dalam industri teknologi domestik, fakta bahwa China masih belum mampu memproduksi chip paling canggih dengan elemen kunci dalam rantai pasokan yang dikendalikan oleh AS dan sekutunya menjadi pukulan berat bagi ambisi teknologi negeri Tirai Bambu ini.
Pembatasan ekspor ini juga berimbas ke Jepang yang sebelumnya telah mengumumkan pembatasan pada ekspor peralatan manufaktur semikonduktor penting. Hal ini menambah daftar kesulitan China yang sebelumnya terkena dampak serupa dari pembatasan yang diumumkan oleh Belanda. Kedua negara, bersama dengan AS, menjadi satu-satunya pemasok mesin krusial yang dibutuhkan untuk memproduksi chip paling canggih.
Dalam situasi yang makin pelik ini, perusahaan teknologi China, termasuk anak perusahaan Inspur, kini berjuang keras untuk mendapatkan chip yang dibutuhkan guna menggerakkan server AI mereka. Dalam beberapa bulan pertama tahun ini, beberapa perusahaan telah melaporkan penurunan pendapatan sebesar 30% akibat kesulitan pasokan.
Kondisi ini menegaskan pentingnya China mencari solusi alternatif dan mendukung pengembangan teknologi dalam negeri guna mencapai kemandirian dalam produksi teknologi semikonduktor yang menjadi tulang punggung revolusi industri ke depan.