JAKARTA – Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) tengah mempertimbangkan pemberian subsidi untuk bensin RON 92 atau Pertamax. Langkah ini diambil sebagai bagian dari upaya meningkatkan penggunaan bahan bakar dengan oktan lebih tinggi yang menghasilkan emisi lebih rendah.
Dadan Kusdiana, Sekretaris Jenderal Kementerian ESDM, menyampaikan bahwa pertumbuhan ekonomi digital harus beriringan dengan transformasi digital. Salah satu cara untuk mencapai target tersebut adalah dengan memperkuat infrastruktur digital di dalam negeri. Dalam hal ini, Telkom berkolaborasi dengan anak perusahaannya, Telin. Namun, Bogi menegaskan bahwa upaya ini memerlukan kerja sama dari berbagai pihak.
Dalam sebuah wawancara di Nusa Dua Bali Convention Centre, Kamis (24/8/2023), Dadan menekankan pentingnya meningkatkan kualitas BBM untuk mengurangi polusi udara, khususnya di Jakarta. Dia menjelaskan bahwa bahan bakar dengan oktan yang lebih tinggi akan menghasilkan pembakaran yang lebih efisien dan emisi yang lebih rendah.
Dadan juga mengungkapkan bahwa Kementerian ESDM sedang mempertimbangkan pembatasan distribusi bahan bakar beroktan rendah, yaitu Pertalite (RON 90). Selain itu, ada kemungkinan untuk mengalihkan subsidi ke Pertamax.
Rencana pembatasan distribusi Pertalite dan Solar subsidi telah diajukan kepada Presiden Joko Widodo untuk memastikan kuota subsidi tetap terjaga. Beberapa skenario telah dirancang untuk mengendalikan distribusi kedua jenis BBM tersebut guna mengurangi beban APBN.
Sebagai informasi tambahan, meskipun Pertalite bukan BBM bersubsidi, namun mendapatkan kompensasi dari pemerintah atas selisih harga jual. Laporan keuangan PT Pertamina (Persero) 2022 menunjukkan dana kompensasi untuk Pertalite mencapai angka triliunan rupiah.
Sementara itu, Kementerian Keuangan telah mengalokasikan anggaran untuk subsidi dan kompensasi energi dalam RAPBN 2024. Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan bahwa konsumsi energi, termasuk LPG 3 kilogram, listrik, dan BBM, telah meningkat signifikan.