JAKARTA – Kanada mengkritik Facebook, yang dimiliki oleh Meta, karena secara sembrono memblokir berita di platform media sosialnya. Pemerintah Kanada meminta Meta untuk mengakhiri pemblokiran berita di Facebook dan Instagram, yang telah dilakukan sejak awal bulan ini. Langkah ini diambil oleh Meta sebagai respons terhadap aturan baru yang mengharuskan platform internet membayar perusahaan media untuk kompensasi penggunaan artikel berita.
Menurut laporan Reuters, warga Kanada yang terpaksa mengungsi akibat kebakaran hutan di wilayah barat negara tersebut mengeluhkan tindakan Facebook dan Instagram. Mereka mengatakan bahwa pemblokiran berita membuat mereka kesulitan berbagi informasi dan data penting terkait kebakaran hutan.
“Pilihan sembrono Meta untuk memblokir berita mengganggu akses ke informasi vital di Facebook dan Instagram,” ujar Menteri Kelestarian Warisan Kanada, Pascale St-Onge. “Kami meminta mereka untuk mengembalikan fitur berbagi berita hari ini demi keselamatan warga Kanada dalam kondisi darurat. Saat ini, kami membutuhkan lebih banyak berita, bukan lebih sedikit.”
Menteri Transportasi Kanada, Pablo Rodriguez, juga menyatakan bahwa pemblokiran berita berarti warga tidak memiliki akses ke informasi penting. Anggota parlemen Kanada, Chriss Bittle, mengeluhkan tindakan Meta memblokir berita sebagai “asal-asalan dan tidak bertanggung jawab.”
Ollie Williams, pengelola stasiun radio di wilayah yang terdampak kebakaran hutan, mengatakan bahwa warga sekitar mengatasi pemblokiran berita di Facebook dengan berbagi informasi melalui tangkapan layar ponsel. Pengguna Facebook di Kanada tidak dapat lagi membagikan tautan berita di platform tersebut.
Sebagai tanggapan, juru bicara Meta mengatakan bahwa perusahaan telah mengaktifkan fitur “Safety Check” di Facebook agar pengguna dapat mengabarkan bahwa mereka selamat. Warga Kanada juga dapat mengakses konten dari badan pemerintah, petugas tanggap darurat, dan organisasi non-pemerintah.