PT Pertamina (Persero) melalui anak perusahaannya, PT Pertamina Hulu Rokan (PHR), mencatat sejarah baru dalam industri hulu migas nasional. Pada Kamis (27/7), perseroan berhasil melakukan tajak perdana sumur Minyak dan Gas Non Konvensional (MNK) di Wilayah Kerja (WK) Rokan.
Upaya ini dipicu oleh kebutuhan untuk mendukung produksi minyak dan gas nasional. Pertamina pun menargetkan produksi minyak dan gas nasional dapat mencapai 1 juta barel per hari pada 2030.
Sebelumnya, PHR telah melakukan studi potensi MNK di WK Rokan selama beberapa tahun terakhir. Hasil studi menunjukkan bahwa WK Rokan memiliki potensi MNK yang cukup besar, sekitar 100 juta barel minyak dan 1 triliun kaki kubik gas.
Peristiwa bersejarah ini berlangsung di Lapangan Gulamo, Kecamatan Bangko, Kabupaten Rokan Hilir, Riau, dan diresmikan langsung oleh Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Arifin Tasrif. Turut hadir Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto, Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati, Direktur Utama PHR Chalid Said Salim, dan Gubernur Riau Syamsuar.
Arifin pun menyambut baik tajak perdana sumur MNK di WK Rokan. Dia mengatakan bahwa eksplorasi MNK merupakan salah satu strategi penting untuk meningkatkan produksi minyak dan gas nasional.
Menurutnya, pasokan migas dalam negeri saat ini belum dapat memenuhi total kebutuhan energi nasional dan berdampak terhadap impor. Maka diperlukan upaya untuk dapat mengurangi kebutuhan impor dengan menambah cadangan hidrokarbon.
Dwi menambahkan, tajak perdana sumur MNK ini membuka babak baru dalam industri hulu migas Indonesia. Potensi sumber daya MNK yang selama ini belum dimanfaatkan, kini akan dikelola secara optimal untuk menambah cadangan migas nasional.
Di sisi lain, Nicke menegaskan bahwa tajak perdana sumur MNK di Lapangan Gulamo merupakan langkah maju untuk membuka peluang baru di WK Rokan guna mendukung produksi minyak dan gas nasional.
“Pertamina berkomitmen dalam upaya menopang energi nasional, termasuk dalam pencapaian target 1 juta barel minyak pada tahun 2030. Salah satu upayanya yakni dengan melakukan studi dan inovasi terkait sumber daya dan cadangan minyak dan gas bumi yang ada di Indonesia” kata Nicke.
Sementara itu, Chalid menjelaskan bahwa sumber daya MNK di WK Rokan terletak di formasi pematang brown shale dan lower red bed. Potensi tersebut berada pada kedalaman lebih dari 6.000 kaki.
“Di WK Rokan potensi MNK ini ada di wilayah sumur Gulamo, dengan rencana total kedalaman mencapai 8.559 kaki. Sumur ini merupakan salah satu dari dua sumur eksplorasi vertikal yang direncanakan oleh PHR sebagai operator wilayah kerja Rokan, bagi tahapan eksplorasi MNK Rokan,” katanya.
Pengeboran sumur eksplorasi MNK Gulamo akan menggunakan rig PDSI #42.3/N1500-E berukuran besar dengan tenaga 1,500 horsepower (HP). Padahal, pengeboran untuk migas konvensional umumnya menggunakan rig 350 HP, 550 HP, dan 750 HP.
“Diperlukan area wellpad (lokasi eksplorasi) yang cukup luas, lebih kurang 2,5 hektare atau 2,5 kali lebih luas dari wellpad pada umumnya. Pada tahap pengembangan nantinya wellpad ini dapat mengakomodasi sekitar 8 kepala sumur,” jelas Chalid.
MNK merupakan minyak dan gas bumi yang diusahakan dari reservoir dengan permeabilitas rendah. Eksplorasi MNK membutuhkan teknologi khusus, termasuk pengeboran horizontal dengan teknik stimulasi multi-stage hydraulic fracturing.
PHR, sebagai bagian dari Subholding Upstream Pertamina, berkomitmen untuk terus berinovasi dengan teknologi terkini dalam industri hulu migas guna mencapai target produksi yang telah ditetapkan.
Perusahaan juga selalu menjalankan kegiatan operasional dengan berlandaskan aspek Environmental, Social, and Governance (ESG) sebagai perusahaan yang patuh, handal, dan peduli pada lingkungan.