Saat ini, dunia investasi menawarkan beragam pilihan, mulai dari saham, reksa dana, obligasi, hingga mata uang kripto. Meski demikian, masih banyak individu yang memilih untuk berinvestasi pada aset properti seperti rumah dan lahan. Investasi properti telah lama dikenal dan kerap dianggap menguntungkan, mengingat nilai tanah dan rumah biasanya mengalami kenaikan tiap tahun. Lalu, masih adakah peluang untung dari investasi properti saat ini?
Ahli Perencanaan Keuangan dari Oneshildt Financial Planning, Mohammad Andoko, menegaskan bahwa investasi properti, baik rumah maupun lahan, masih menjanjikan keuntungan. Namun, beberapa hal perlu menjadi perhatian.
1. Lokasi.
Pilihan rumah atau tanah untuk investasi idealnya berada dekat dengan infrastruktur penting seperti jalan tol, transportasi umum, dan institusi pendidikan. Lokasi yang strategis ini, menurut Andoko, dapat meningkatkan nilai properti di masa mendatang.
“Namun, jika properti berada di area yang minim infrastruktur, nilai harganya cenderung stagnan,” ujarnya dalam wawancara dengan CNNIndonesia.com, Kamis (3/8).
2. Surat-surat lengkap
Sebelum melangkah lebih jauh, pastikan properti memiliki sertifikat hak milik. Jika tidak, biaya tambahan seperti Hak Guna Bangunan (HGB), Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan (BPHTB), serta biaya notaris akan diperlukan.
3. Skema Pembayaran
Apabila properti dibeli dengan cara mencicil, maka penting untuk memahami skema bunga, apakah tetap atau mengambang.
Andoko menambahkan bahwa salah satu keunggulan investasi properti adalah kontrol langsung oleh investor, berbeda dengan investasi aset finansial yang dipengaruhi oleh faktor eksternal.
“Dalam investasi aset finansial, kontrol berada di luar tangan investor. Ada berbagai faktor seperti ekonomi makro, ekonomi regional, inflasi, krisis, dan lainnya,” jelasnya.
Namun, investasi properti juga memiliki kekurangan, seperti biaya tambahan misalnya pajak dan biaya pemeliharaan, yang tidak ada dalam investasi aset finansial.
Di sisi lain, Ahli Perencanaan Keuangan Sari Insaniwati berpendapat bahwa properti memang termasuk dalam jenis investasi yang berpotensi menguntungkan karena harganya cenderung naik.
Namun, jenis investasi ini lebih cocok untuk jangka panjang dan tidak disarankan untuk investor pemula karena membutuhkan modal besar dan tidak bisa segera diuangkan.
“Diperlukan modal cukup besar, pertimbangan matang dalam memilih lokasi, dan properti ini juga non-likuid atau tidak mudah dijual kembali,” kata Sari.
Ia mengingatkan bahwa setiap jenis investasi memiliki risikonya masing-masing. Untuk investasi properti, risikonya adalah penurunan harga karena berbagai faktor.
Contohnya kondisi ekonomi seperti banyaknya penjual properti. Bisa juga faktor kondisi properti atau lingkungan sekitar seperti kerusakan, rawan bencana, fasilitas umum yang tidak memadai, dan sebagainya.
Ketika memutuskan untuk berinvestasi pada properti, Sari menambahkan, ada beberapa hal yang harus dipertimbangkan. Pertama, tujuan investasi, apakah untuk disewakan, dikembangkan menjadi ruko, ditanami tanaman produktif, atau lainnya. Kedua, terkait lokasi.
Ketiga, terkait biaya, seperti pembayaran tunai atau KPR, biaya renovasi, biaya pemeliharaan, pajak, dan lainnya.
“Poin ini penting agar saat menjual atau menyewakan properti, semua biaya dapat ditutupi,” pungkasnya.